ARTIKEL BK KARIR
DOSEN
: DIAN RENATA, S. Pd
MATA
KULIAH : PENGEMBANGAN KREATIVITAS
NAMA
NPM
ELVIRA
DESRI VIANI 201101500080
PROGRAM
STUDY BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL
2015
ARTIKEL BK KARIR
Karir bagi siswa bukan hal yang mudah untuk ditentukan dan
menjadi pilihan yang sesuai dengan kemampuan yang miliki namun haruslah
ditentukan. Untuk membentukan hal demikian harus didasarkan pada keputusan
siswa itu sendiri yang didasarkan pada pemahaman tentang kemampuan dan minat
serta pengenalan karir yang ada di masyarakat.
Keberhasilan siswa dalam pemilihan karir yang tepat tidaklah semudah seperti apa yang dibayangkan, agar siswa mempunyai pilihan yang tepat terhadap suatu pilihan karir atau pekerjaan, menurut Hoppock yang dikutip oleh Dewa Ketut Sukardi mengemukakan pokok-pokok pikirannya yang terdiri dari sepuluh butir yang kemudian dijadikan tulang punggung dari 10 butir teori di antara lain:
Keberhasilan siswa dalam pemilihan karir yang tepat tidaklah semudah seperti apa yang dibayangkan, agar siswa mempunyai pilihan yang tepat terhadap suatu pilihan karir atau pekerjaan, menurut Hoppock yang dikutip oleh Dewa Ketut Sukardi mengemukakan pokok-pokok pikirannya yang terdiri dari sepuluh butir yang kemudian dijadikan tulang punggung dari 10 butir teori di antara lain:
1.
Pekerjaan yang
dipilih sesuai dengan kebutuhan atau untuk memenuhi kebutuhan
2.
Pekerjaan, jabatan
atau karir yang dipilih adalah jabatan yang diyakini bahwa jabatan atau karir
itu paling tidak memenuhi kebutuhannya
3.
Pekerjaan, jabatan
atau karir tertentu dipilih seseorang apabila untuk pertama kali dia menyadari
bahwa jabatan itu dapat membantunya dalam memenuhi kebutuhannya
4.
Kebutuhannya yang
timbul, mungkin bisa diterima secara intelektual yang diarahkan untuk tujuan
tetentu
5.
Pemilihan
jabatan/karir akan menjadi lebih baik apabila seseorang mampu memperkirakan
bagaimana sebaiknya jabatan yang akan datang itu akan memenuhi kebutuhannya
6.
Informasi mengenai
jabatan/karir akan membantu dalam pemilihan jabatan/karir yang diinginkan
7.
Informasi mengenai
jabatan/ karir akan membantu dalam memilih jabatan/ karir karena informasi
tersebut membantunya dalam menentukan apakah pekerjaan itu dapat memenuhi
kebutuhannya
8.
Kepuasan dalam
pekerjaan tergantung pada tercapai tidaknya pemenuhan kebutuhan seseorang
9.
Kepuasan kerja dapat
diperoleh dari suatu pekerjaan yang memenuhi kebutuhan sekarang/ masa yang akan
dating
10.
Pemilihan pekerjaan
selalu dapat berubah apabila seseorang yakin bahwa perubahan tersebut lebih
baik untuk pemenuhan kebutuhannya.
Dari dasar teori tersebut tidaklah mungkin siswa dapat
menentukan karir tanpa bantuan dan bimbingan dari konselor, karena disadari
atau tidak untuk dapat memahami kemampuan diri siswa tidaklah mungkin muncul
dengan sendirinya, akan tetapi diperlukan bimbingan dan arahan dari konselor.
Faktor
Yang mempengaruhi Pemilihan Karir
1.
Faktor yang ada
dalam diri siswa diantaranya adalah: tingkat intelegensi, sikap mental,Jenis
kelamin, agamam dan minat terhadap suatu karir
2.
Faktor di luar siswa
diantaranya; tingkat ekonomi keluarga, minat orang tua dan kondisi sosial
masyarakat
Dari kedua faktor tersebut diatas merupakan faktor yang
mendasar, namun masih banyak lagi faktor yang menyertai kesulitan siswa dalam
memilih karir, salah satu faktornya adalah faktor kebutuhan, seperti apa yang
disampaikan oleh A.H. Maslow yang dikutip oleh Moh. Surya menyatakan bahwa
kebutuhan manusia terdapat lima macam yaitu:
a.
Kebutuhan jasmani
yaitu kebutuhan yang erat kaitannya dengan kebutuhan jasmani
b.
Kebutuhan rasa aman
yaitu memperoleh rasa aman, bebas dari rasa takut, ketegangan, kelaparan dan
kehilangan
c.
Kebutuhan sosial
yaitu kebutuhan untuk memiliki dan butuh bantuan dari orang lain misalnya,
bergaul, berorganisasi, berkelompok dan saling mengenal
d.
Kebutuhan untuk
memperoleh penghargaan yaitu untuk mempertahankan harga dirinya dan kebutuhan
untuk dihargai, misalnya memperoleh Penghormatan
e.
Kebutuhan untuk
mengaktualisasikan diri yaitu: untuk menampakkan dirinya sebagai seorang
pribadi yang khas (berbeda dari orang lain). Adapun jenis masalah yang sering
di alami siswa pada bidang karir ini adalah :
1. Kurang memahami tujuan sekolah
2. Masih belum memahami ketrampilan apa yang harus di kuasai
3. Masih ragu untuk melanjutkan studi
1. Kurang memahami tujuan sekolah
2. Masih belum memahami ketrampilan apa yang harus di kuasai
3. Masih ragu untuk melanjutkan studi
Jenis
layanan bimbingan yang di gunakan yaitu di antaranya :
a.
Bimbingan karir
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling
ada empat bidang pelayanan yang harus diberikan kepada siswa yaitu bimbingan
pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir. Bimbingan
karir pada hakekatnya merupakan salah satu upaya pendidikan melalui pendekatan
pribadi dalam membantu individu untuk mencapai kompetisi yang diperlukan dalam
menghadapi masalah-masalah karir.
Berdasarkan uraian terdahulu maka dapat dikatakan bahwa bimibingan karir merupakan suatu proses bantuan yang diberikan pada individu melalui berbagai cara dan bentuk layanan agar ia mampu merencanakan karirnya dengan mantap sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan, pengetahuan dan kepribadian serta faktor-faktor yang mendukung kemajuan dirinya. Faktor-faktor yang mendukung perkembangan diri tersebut misalnya informasi karir yang diperoleh siswa dan status sosial ekonomi orang tua. Peters dan Shetzer (1974:267) mengemukakan bahwa tujuan bimbingan karir adalah membantu siswa dengan cara yang sistematis dan terlibat dalam perkembangan karir. Guru pembimbing hendaknya dapat membantu siswa merencanakan karirnya sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya. Moh. Surya (1988:14) menyatakan bahwa tujuan bimbingan karir adalah membantu individu memperoleh kompetensi yang diperlukan agar dapat menentukan perjalanan hidupnya dan mengembangkan karir kearah yang dipilihnya secara optimal.
Dari penjelasan-penjelasan di atas, secara essensial bimbingan karir merupakan salah satu proses layanan yang bertujuan membantu siswa dalam proses pemahaman diri, pemahaman nilai-nilai, pengenalan lingkungan, hambatan dan cara mengatasinya serta perencanaan masa depan.
Masa depan harus direncanakan disongsong bukan di tunggu. Awal masa depan itu adalah “di sini dan sekarang”. Persiapan untuk menyongsong masa depan dilakukan melalui prosedur-prosedur tertentu baik melaui pendidikan informal, formal maupun non formal. Melalui pendidikan di sekolah siswa dibekali dengan berbagai pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap- sikap tertentu. Bekal yang diperoleh siswa di sekolah bertujuan untuk mempersiapkan mereka memasuki dunia kerja.
Pacinski dan Hirsh (1971:8) menegaskan bahwa sekolah-sekolah mendapat kesempatan yang berharga melaui proses pendidikan untuk mempersipakn siswa memasuki dunia kerja. Salah satu bentuk layanan yang diberikan sekolah dalam upaya mempersiapkan siswa memasuki dunia kerja adalah bimbingan karir di samping kegiatan kurikuler. Melalui bimbingan karir siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih tepat tentang dirinya, pengenalan terhadap berbagai jenis sumber-sumber kehidupan serta penghargaan yang objektif dan sehat terhadap karir.
Untuk mengantar siswa ke gerbang masa depan (pendidikan dan pekerjaan) yang diharapkan, program bimbingan karir yang dicanangkan di sekolah merupakan wadah yang tepat untuk itu. Melalui kegiatan bimbingan karir, siswa dibekali dan dilatih dengan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan apa, mengapa dan bagaimana merencanakan masa depan. Artinya siswa mulai dari kelas satu sampai tamat SMK dilatih, dibimbing untuk kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan bagaimana merencanakan karir sepanjang hidup (career life span).
Berdasarkan uraian terdahulu maka dapat dikatakan bahwa bimibingan karir merupakan suatu proses bantuan yang diberikan pada individu melalui berbagai cara dan bentuk layanan agar ia mampu merencanakan karirnya dengan mantap sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan, pengetahuan dan kepribadian serta faktor-faktor yang mendukung kemajuan dirinya. Faktor-faktor yang mendukung perkembangan diri tersebut misalnya informasi karir yang diperoleh siswa dan status sosial ekonomi orang tua. Peters dan Shetzer (1974:267) mengemukakan bahwa tujuan bimbingan karir adalah membantu siswa dengan cara yang sistematis dan terlibat dalam perkembangan karir. Guru pembimbing hendaknya dapat membantu siswa merencanakan karirnya sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya. Moh. Surya (1988:14) menyatakan bahwa tujuan bimbingan karir adalah membantu individu memperoleh kompetensi yang diperlukan agar dapat menentukan perjalanan hidupnya dan mengembangkan karir kearah yang dipilihnya secara optimal.
Dari penjelasan-penjelasan di atas, secara essensial bimbingan karir merupakan salah satu proses layanan yang bertujuan membantu siswa dalam proses pemahaman diri, pemahaman nilai-nilai, pengenalan lingkungan, hambatan dan cara mengatasinya serta perencanaan masa depan.
Masa depan harus direncanakan disongsong bukan di tunggu. Awal masa depan itu adalah “di sini dan sekarang”. Persiapan untuk menyongsong masa depan dilakukan melalui prosedur-prosedur tertentu baik melaui pendidikan informal, formal maupun non formal. Melalui pendidikan di sekolah siswa dibekali dengan berbagai pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap- sikap tertentu. Bekal yang diperoleh siswa di sekolah bertujuan untuk mempersiapkan mereka memasuki dunia kerja.
Pacinski dan Hirsh (1971:8) menegaskan bahwa sekolah-sekolah mendapat kesempatan yang berharga melaui proses pendidikan untuk mempersipakn siswa memasuki dunia kerja. Salah satu bentuk layanan yang diberikan sekolah dalam upaya mempersiapkan siswa memasuki dunia kerja adalah bimbingan karir di samping kegiatan kurikuler. Melalui bimbingan karir siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih tepat tentang dirinya, pengenalan terhadap berbagai jenis sumber-sumber kehidupan serta penghargaan yang objektif dan sehat terhadap karir.
Untuk mengantar siswa ke gerbang masa depan (pendidikan dan pekerjaan) yang diharapkan, program bimbingan karir yang dicanangkan di sekolah merupakan wadah yang tepat untuk itu. Melalui kegiatan bimbingan karir, siswa dibekali dan dilatih dengan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan apa, mengapa dan bagaimana merencanakan masa depan. Artinya siswa mulai dari kelas satu sampai tamat SMK dilatih, dibimbing untuk kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan bagaimana merencanakan karir sepanjang hidup (career life span).
b.
Layanan Informasi
Layanan bimbingan yang memungkinkan siswa dan pihak lain
yang dapat memberikan pengaruh besar kepada siswa (orang tua) menerima dan
memahami informasi pendidikan. Makna layanan Informasi dalam bimbingan karir di
dalam arus globalisasi yang memiliki diferensiasi sosial yang semakin kompleks,
khususnya siswa akan dihadapkan pada berbagai macam kemungkinan pilihan hidup
yang penting, seperti pilihan untuk melanjutkan studi, pilihan tentang dunia
kerja, pilihan tentang pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat,
dan semua ini menuntut kemandirian dalam menjatuhkan pilihannya. Bagi siswa
yang tidak dapat memahami potensi yang dimliki, di duga mereka juga tidak akan
dapat menentukan berbagai macam pilihan karir, akhirnya akan mengalami masalah.
Permasalahan karir merupakan permasalahan masa depan siswa. Kegiatan masa sekarang akan mewarnai masa depan seseorang. Agar siswa SMK dapat menyiapkan masa depannya dengan baik, siswa harus dibekali dengan sejumlah informasi karir yang akan dipilihnya. Informasi yang cukup dan tepat tentang seseorang individu, merupakan aset bagi individu yang bersangkutan untuk memahami faktor-faktor yang ada pada dirinya, faktor kekuatan maupun faktor kelemahan-kelemahannya. Menurut John Hayes dan Barrie Hopson (1981:37) informasi karir adalah informasi yang mendukung perkembangan bidang pekerjaan, dan berdasarkan informasi itu memungkinkan seseorang mengadakan pengujian akan kesesuaian dengan konsep dirinya. Lebih lanjut dikatakan informasi karir tidak hanya sekedar merupakan objek faktual, tetapi sebagai kemampuan proses psikologis untuk mentransformasikan informasi itu dikaitkan dengan pilihan dan tujuan hidup masa depan.
Dewa Ketut Sukardi (1984:112) mengemukakan pada dasarnya informasi karir terdiri dari fakta-fakta mengenai pekerjaan, jabatan atau karir dan bertujuan untuk membantu individu memperoleh pandangan, pengertian dan pemahaman tentang dunia kerja dan aspek-aspek dunia kerja. Lebih lanjut dijelaskan bahwa informasi karir/jabatan meliputi fakta-fakta yang relevan dengan butir-butir berikut:
Permasalahan karir merupakan permasalahan masa depan siswa. Kegiatan masa sekarang akan mewarnai masa depan seseorang. Agar siswa SMK dapat menyiapkan masa depannya dengan baik, siswa harus dibekali dengan sejumlah informasi karir yang akan dipilihnya. Informasi yang cukup dan tepat tentang seseorang individu, merupakan aset bagi individu yang bersangkutan untuk memahami faktor-faktor yang ada pada dirinya, faktor kekuatan maupun faktor kelemahan-kelemahannya. Menurut John Hayes dan Barrie Hopson (1981:37) informasi karir adalah informasi yang mendukung perkembangan bidang pekerjaan, dan berdasarkan informasi itu memungkinkan seseorang mengadakan pengujian akan kesesuaian dengan konsep dirinya. Lebih lanjut dikatakan informasi karir tidak hanya sekedar merupakan objek faktual, tetapi sebagai kemampuan proses psikologis untuk mentransformasikan informasi itu dikaitkan dengan pilihan dan tujuan hidup masa depan.
Dewa Ketut Sukardi (1984:112) mengemukakan pada dasarnya informasi karir terdiri dari fakta-fakta mengenai pekerjaan, jabatan atau karir dan bertujuan untuk membantu individu memperoleh pandangan, pengertian dan pemahaman tentang dunia kerja dan aspek-aspek dunia kerja. Lebih lanjut dijelaskan bahwa informasi karir/jabatan meliputi fakta-fakta yang relevan dengan butir-butir berikut:
1.
Potensi pekerjaan
termasuk luasnya, komposisinya, faktor-faktor geografis, jenis kelamin, tingkat
usia, dan besarnya kelompok-kelompok industri.
2.
Struktur kerja dan
besarnya kelompok-kelompok kerja
3.
Ruang lingkup dunia
kerja meliputi; pemahaman lapangan kerja, perubahan populasi permintaan dari
masyarakat umum yang membaik dan perubahan teknologi.
4.
Perundang-undangan
peraturan atau perjanjian kerja.
5.
Sumber-sumber informasi
dalam rangka mengadakan studi yang berkaitan dengan pekerjaan.
6.
Klasifikasi
pekerjaan dan informasi pekerjaan.
7.
Pentingnya dan
kritisnya pekerjaan.
8.
Tugas-tugas nyata
dari pekerjaan dan hakekat dari pekerjaan.
9.
Kualifikasi yang
memaksa untuk bekerja dalam bermacam-macam pekerjaan.
10.
Pemenuhan kebutuhan
untuk bermacam-macam pekerjaan.
11.
Metode dalam
memasuki pekerjaan dan meningkatkan prestasi kerja
12.
Pendapat dan
bentuk-bentuk imbalan dari bermacam-macam pekerjaan
13.
Kondisi-kondisi
kerja dalam berjenis-jenis pekerjaan
14.
Kriteria untuk
penilaian terhadap materi informasi pekerjaan
15.
Ciri-ciri khas
tempat kerja
c.
Layanan penempatan
dan penyuluhan
Layanan bimbingan yang memungkinkan siswa memperoleh
penempatan dan penyaluran secara tepat, misalnya; penempatan dan penyaluran di
dalam kelas; kelompok belajar; jurusan atau program khusus. Serta memilih
kegiatan ekstrakurikuler,dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang
sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam
melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di
dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
Profil Kematangan Karir
Remaja :
1.
Perencanaan karir (career planning),
merupakan aktivitas pencarian informasi danseberapa besar keterlibatan individu
dalam proses tersebut. Kondisitersebut didukung oleh pengetahuan tentang
macam-macam unsur padasetiap pekerjaan. Indikator ini adalah menyadari wawasan
danpersiapan karir, memahami
pertimbangan alternatif pilihan karir danmemiliki perencanaan
karir dimasa depan.
2.
Eksplorasi
karir (career exploration),
merupakan kemampuan individu untuk melakukan pencarian informasi karir dari
berbagai sumber karir, seperti kepada orang tua, saudara, kerabat, teman, guru
bidang studi, konselor sekolah, dan sebagainya. Aspek eksplorasi karir
berhubungan dengan seberapa banyak informasi karir yang diperoleh siswa dari
berbagi sumber tersebut. Indikator dari aspek ini adalah mengumpulkan informasi
karir dari berbagai sumber dan
memanfaatkan informasi karir yang telah diperoleh.
3.
Pengetahuan
tentang membuat keputusan karir (decision making).
Aspek
ini menurut Super (Sharf, 1992: 157) adalah kemampuan siswa dalam menggunakan
pengetahuan dan pemikiran dalam membuat perencanaan karir. Konsep ini didasari pada tuntutan siswa untuk
membuat keputusan karir, dengan asumsi apabila siswa mengetahui bagaimana orang
lain membuat keputusan karir maka diharapkan mereka juga mampu membuat keputusan karir yang tepat bagi
dirinya.
4.
Pengetahuan (informasi) tentang dunia
kerja (world of work information). Aspek ini terdiri dari dua komponen menurut Super
(Sharf, 1992: 158), yakni terkait dengan tugas perkembangan, yaitu individu
harus tahu minat dan kemampuan diri, mengetahui cara orang lain mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan
dan
mengetahui alasan orang berganti pekerjaan. Komponen kedua adalah mengetahui
tugas-tugas pekerjaan dalam suatu jabatan dan perilakuperilaku dalam bekerja.
5.
Pengetahuan
tentang kelompok pekerjaan yang lebih disukai
(knowledge of preferred
occupational group). Aspek
ini menurut Super (Sharf, 1992: 158) adalah siswa diberi
kesempatan untuk memilih satu dari beberapa pilihan pekerjaan, dan kemudian
ditanyai mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan pekerjaan tersebut. Mengenai persyaratan, tugas-tugas, faktor-faktor dan
alasan yang mempengaruhi pilihan pekerjaan dan mengetahui resiko-resiko dari
pekerjaan yang dipilihnya. Indikator pada aspek ini adalah pemahaman mengenai
tugas dari pekerjaan yang diinginkan, memahami persyaratan dari pekerjaan yang
diinginkan, mengetahui faktor dan alasan yang mempengaruhi pilihan pekerjaan
yang diminati dan mampu mengidentifikasi resiko-resiko yang mungkin muncul dari
pekerjaan yang diminati.
6.
Realisasi
keputusan karir (realisation). Realisasi keputusan kariradalah perbandingan antara kemampuan individu dengan
pilihan karir pekerjaan secara realistis. Aspek ini menurut Super (Sharf, 1992: 159), antara lain: memiliki pemahaman yang
baik tentang kekuatan dan kelemahan diri berhubungan dengan pekerjaan yang
diinginkan, mampu melihat faktor-faktor yang mendukung dan menghambat karir
yang diinginkan, mampu mengambil manfaat membuat keputusan karir yang
realistik.
7.
Individu yang memiliki kematangan karir
yang baik berarti telah memiliki orientasi karir (career orientation).
Orientasi karir didefinisikan sebagai skor total dari: 1) sikap terhadap karir,
2) keterampilan membuat keputusan karir, dan 3) informasi dunia kerja, menurut
Super (Sharf, 1992: 159). Sikap terhadap karir terdiri dari perencanaan karir
dan eksplorasi karir. Keterampilan membuat keputusan karir terdiri dari
kemampuan menggunakan kemampuan dan pemikiran dalam membuat keputusan karir. Informasi karir terdiri atas memiliki informasi
tentang pekerjaan tertentu dan kelompok pekerjaan yang lebih
disukai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar