TUGAS
NAM A : SURONO
NPM :
201101579011
BIMBINGAN KONSELING KELOMPOK
Salah satu upaya yang dilakukan oleh
guru bimbingan dan konseling dalam rangka membantu konseli menghadapi
masalahnya adalah dengan memberikan pelayanan konseling kelompok. Menurut
Prayitno (1997) layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok merupakan dua
jenis layanan kegiatan yang saling keterkaitannya sangat besar. Keduanya
mempergunakan dinamika kelompok sebagai media kegaitannya. Lebih jauh Sukardi
dan Kusmawati (2008) mengungkapkan bahwa masalah yang dapat dibahas meliputi
berbagai masalah dalam segenap bimbingan (yaitu bidang bimbingan pribadi,
sosial, belajar, dan karir). Layanan Konseling kelompok yang memungkinkan
beberapa orang secara bersama-sama melangsungkan proses kegiatan menjadikannya
lebih efisien dalam hal penggunaan waktu. Hal ini tentu menguntungkan banyak
pihak, mulai dari konselor itu sendiri dan konselinya. Manfaat lain dari BK
kelompok ini adalah menjadi luasnya perspektif siswa yang mengalami masalah
karena mendapatkan banyak masukan dari anggota kelompoknya. Untuk mendapatkan
proses yang maksimal dalam pelaksanaan bimbingan konseling kelompok, maka
dibutuhkan perencanaan program layanan yang matang. Tidak hanya itu
langkah-langkah yang harus ditempuh dalam proses pelaksanaan bimbingan
konseling kelompok pun hendaknya telah dipersiapkan dengan matang oleh
konselor, bahkan hingga proses tindak lanjut sekali pun. Masalah dalam
konseling kelompok biasanya membahas masalah-masalah umum bagi peserta layanan.
Jika suasana kelompok belum tercipta maka sulit bagi peserta layanan untuk
mengungkapkan masalah pribadinya sehingga konseling kelompok agak sulit
pelaksanaannya Pelayanan konseling kelompok adalah salah satu kegiatan layanan
yang paling banyak dipakai karena lebih efektif. Banyak orang yang mendapatkan
layanan sekaligus dalam satu waktu. Layanan ini juga sesuai dengan teori
belajar karena mengandung aspek social yaitu belajar bersama. Peserta layanan
akan berbagi ide dan saling mempengaruhi untuk berkembang menjadi manusia
seutuhnya.
A. Pengertian Bimbingan Kelompok
Menurut Dewa Ketut Sukardi (2002
:48),bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah
peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu
(terutama dari pembimbing/ konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupannya
sehari-hari baik individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan
masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Menurut Prayitno ( 1995 : 62 ) menyatakan
Bimbingan kelompok berarti memanfaatkan dinamika untuk mencapai tujuan-tujuan
bimbingan dan konseling. Bimbingan kelompok lebih merupakan suatu upaya
bimbingan kepada individu-individu melalui kelompok.
B. Pengertian Konseling Kelompok
Menurut Dewa Ketut Sukardi (2003),
konseling kelompok merupakan konseling yang di selenggarakan dalam kelompok,
dengan memanfaatkan dinamika kelompok yang terjdi di dalam kelompok itu.
Masalah-masalah yang dibahas merupakan masalah perorangan yang muncul di dalam
kelompok itu, yang meliputi berbagai masalah dalam segenap bidang bimbingan
(bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir).
Menurut Winkel (2007), konseling kelompok
adalah suatu proses antarpribadi yang dinamis, yang terpusat pada pemikiran dan
perilaku yang disadari..
Menurut Prayitno (2004), layanan konseling
kelompok pada dasarnya adalah layanan konseling perorangan yang dilaksanakan
didalam suasana kelompok. Disana ada konselor dan ada klien, yaitu para anggota
kelompok (yang jumlahnya minimal dua orang). Disana terjadi hubungan konseling
dalam suasana yang diusahakan sama seperti dalam konseling perorangan yaitu
hangat, permisif, terbuka dan penuh keakraban. Dimana juga ada pengungkapan dan
pemahaman masalah klien, penelusuran sebab-sebab timbulnya masalah, upaya
pemecahan masalah (jika perlu dengan menerapkan metode-metode khusus), kegiatan
evaluasi dan tindak lanjut. Dari uraian-uraian yang disampaikan beberapa ahli
di atas maka dapat disimpulkan bahwa: Layanan Konseling Kelompok (KKp) adalah layanan
yang memungkinan peserta didik (masing-masing anggota kelompok) memperoleh
kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui
dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh kesempatan
untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika
kelompok. Layanan Konseling Kelompok berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
Layanan Bimbingan Kelompok (BKp) adalah layanan yang memungkinan sejumlah
peserta didik secara bersama- sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan
dan membahas pokok bahasan ( topik ) tertentu untuk menunjang pemahaman dan
pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan
tertentu melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh
bahan dan membahas pokok bahasan (topik ) tertentu untuk menunjang pemahaman
dan pengembangan kemampuan sosial,
serta untuk
pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok. Layanan
Bimbingan Kelompok berfungsi untuk pemahaman dan pengembangan. Yang sangat
menentukan keefektifan layanan kelompok adalah suasana kelompok yang :
Interaksi yang dinamis Keterikatan emosional Penerimaan Altruistik,
mengutamakan kepedulian terhadap orang lain Intelektual (rasional, cerdas dan
kreatif). Menambah ilmu dan wawasan individu serta dapat menumbuhkan ide-ide
cemerlang. Katarsis (mengemukakan uneg-unegnya, idenya dan gagasannya).
Menyatakan emosinya yang lebih mengarah pada pengungkapan pmasalah yang
dipendam. Empati (suasana yang saling memahami tentang apa yang dipikirkan dan
dirasakan sehingga dapat menyesuaikan sikapnya dengan tepat). Hal ini
diciptakan melalui pentahapan dan kemampuan pemimpin kelompok.
Menurut Winkel
(2004: 592), Tujuan umum layanan KKp dan BKp adalah berkembangnya kemampuan
sosialisasi siswa, khususnya kemampuan komunikasi peserta layanan. Dalam kaitan
ini, sering menjadi kenyataan bahwa kemampuan bersosialisasi atau berkomunikasi
seseorang sering terganggu oleh perasaan, pikiran persepsi, wawasan dan sikap
yang tidak objektif, sempit dan terkungkung serta tidak efektif. Melalui
layanan KKp dan BKp hal-hal yang mengganggu atau menghimpit perasaan dapat
diungkapkan, dilonggarkan, diringankan melalui berbagai cara; pikiran yang
suntuk, buntu, atau beku dicairkan dan didinamikkan melalui berbagai masukkan
dan tanggapan baru; persepsi dan wawasan yang menyimpang dan/atau sempit
diluruskan dan diperluas melalui pencairan pikiran, penyadaran dan penjelasan;
sikap yang tidak objektif, terkungkung dan tidak terkendali, serta tidak
efektif digugat dan didobrak; kalau perlu diganti dengan yang baru yang lebih
efektif. Melalui kondisi dan proses berperasaan, berpikir, berpersepsi dan
berwawasan yang terarah, luwes, dan luas serta dinamis kemampuan berkomunikasi,
bersosialisasi dan bersikap dapat
dikembangkan.
Khususnya untuk layanan KKp, selain bertujuan sebagaimana BKp, juga bermaksud mengentaskan
masalah klien dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Dalam layanan KKp dan BKp berperan
dua pihak, yaitu pemimpin kelompok dan peserta atau anggota kelompok. Pemimpin
Kelompok Pemimpin Kelompok ( PK ) adalah konselor yang terlatih dan berwenang menyelenggarakan
praktik konseling profesional. Sebagaimana untuk jenis layanan konseling
lainnya, Konselor memiliki ketrampilan khusus menyelenggarakan KKp dan BKp. Dalam
KKp dan BKp tugas PK adalah memimpin kelompok yang benuansa layanan konseling
melalui “bahasa” konseling untuk mencapai tujuan-tujuan konseling. Secara
khusus, PK diwajibkan menghidupkan dinamika kelompok di antara semua peserta
seintensif mungkin yang mengarah kepada pencapaian tujuan-tujuan umum dan
khusus tersebut di atas. Anggota Kelompok Tidak semua kumpulan orang atau individu
dapat dijadikan anggota KKp atau BKp. Untuk terselenggaranya KKp atau BKp
seorang konselor perlu membentuk kumpulan individu menjadi sebuah kelompok
dimana didalam suatu kelompok besarnya kelompok dibatasi. Besarnya kelompok (
jumlah anggota kelompok ), dan homogenitas atau heterogenitas anggota kelompok dapat
mempengaruhi kinerja kelompok
LANGKAH-LANGKAH BIMBINGAN
DAN
KONSELING KELOMPOK
Prosedur
pelaksanaan menurut Prayitno Bimbingan kelompok dan Konseling Kelompok diselenggarakan
melalui empat tahap kegiatan, yaitu :
- Tahap Pembentukan
Dilihat
dari prosesnya, pelaksanaan bimbingan dan konseling kelompok diawali dengan
tahap pembentukan. Tahap ini merupakan tahap pengenalan dan pelibatan anggota
kelompok. Sebelum perkenalan pada bagian awal dijelaskan tujuan umum, prinsip,
serta prosedur kegiatan. Jangan lupa, berikan apresiasi kepada semua anggota yang
hadir pada saat itu. Apresiasi dapat dilakukan dalam bentuk ucapan selamat
datang dan terima kasih atas kehadirannya. Misalnya :
” Selamat datang anak-anak, pada pertemuan kita kali
ini. Senang sekali Ibu bisa bertemu Anda, teriring harapan semuga pertemuan ini
memberikan manfaat yang sangat besar bagi kita semua.”
Sementara itu, agar proses perkenalan efektif, maka
guru pembimbing sebaiknya memberikan contoh, sekaligus memulai proses perkenalan.
Setelah selesai, guru pembibing selanjutnya meminta masing-masing siswa
memperkenalkan dengan cara dan gayanya sendiri. Dapat diprediksi, cara siswa
memperkenalkan diri akan mendekati cara guru guru memperkenalkan diri. Hal ini
tentu saja sebuah kemajuan, karena biasanya ketika diminta memperkenalkan diri,
mereka hanya sekedar menyebutkan namanya, sesuatu yang selama ini sudah sangat
dikenal. Agar suasana lebih terasa familiar, guru pembimbing dapat memberikan
lontaran-lontaran kepada siswa yang memperkenalkan diri, misalnya ketika siswa
yang memperkenalkan diri tidak menyebutkan kegemarannya, dapat dilontarkan
joke. Lontaran-lontaran tersebut dapat pula dilakuakn oleh anggota kelompok
yang lain. Posisi pemimpin kelompok sangat strategis dalam kegiatan ini. Oleh karena
itu pimpinan kelompok perlu memusatkan perhatian pada :
- Penjelasan tentang tujuan kegiatan
- Penumbuhan rasa saling mengenal antaranggota
- Penumbuhan sikap saling mempercayai dan saling menerima
- Penggerak pembahasan tentang tingkah laku dan suasana perasaan dalam
kelompok.
Pada pertemuan pertama, memang harus diakui jika waktu
yang dibutuhkan untuk masing-masingkelompok relative lebih lama, dibandingkan
pertemuan-pertemuan berikutnya. Hal ini dapat dipahami, karena pada pertemuan
pertama perlu dibangun sebuah komitmen melalui pencairan suasana sekaligus
penjelasan tentang tujuan serta prosedur penyelenggaraan bimbingan dan konseling
kelompok. Sedangkan pada pertemuan-pertemuan kelompok berikutnya hal ini tidak
perlu dilakukan secara rinci seperti ini. Akan tetapi pemberian apresiasi dari
guru pembimbing, dengan cara yang khas, tetap perlu dipertahankan. Ungkapan
bagaimana keadaan anggota kelompok, atau keadaan keluarga, merupakan cara efektif
memeliha dan membangun hubungan antara guru pembibing dengan anggota kelompok,
sekaligus menunjukkan apresiasi terhadap keadaan anggota kelompok.
- Tahap Peralihan
Setelah
tahap perkenalan selesai dilakukan, langkah berikut yang harus dilakukan adalah
tahap peralihan. Tahap peralihan pada hakekatnya merupakan jembatan antara
tahap pembentukan dengan tahap selanjutnya, yaitu tahap kegiatan. Dengan kata
lain, tahap peralihan ini merupakan tahap penegasan bahwa seluruh anggota telah
memahami maksud, tujuan, dan prosedur penyelenggaraan bimbingan atau konseling
kelompok, dan siap untuk aktifitas kelompok berikutnya. Pada tahap ini,
pimpinan kelompokmenjelaskan apa yang akan dilakukan oleh masing-masing anggota
kelompok pada tahap selanjutnya. Jika kelompok ini termasuk “kelompok bebas,”
maka setiap anggota kelompok berhak mengajukan masalah yang menurut pendapatnya
penting untuk dibahas. Sementara itu, jika kelompoknnya termasuk “kelompok
tugas” maka masalah yang akan dibahas sudah disiapkan oleh pimpinan kelompok (guru
pembimbing), dan para siswa diminta memberikan tanggapan dan saran-sarannya
terhadap permasalahan yang diungkapkan tersebut. Salah satu contoh ungkapan
yang dapat dilontarkan pada tahap peralihan ini adalah :
“Setelah kita saling mengenal dan mengetahui tujuan
bimbingan kelompok, pada tahap selanjutnya saya meminta kalian untuk dapat berpartisipasi
secara aktif seperti halnya kita terbuka ketika berkenalan.’’
Karena sifatnya penegasan dan jembatan, maka secepat
tahap ini selesai, anggota kelompok pada dasarnya sudah siap untuk melakukan pembahasan
tentang materi atau topic yang akan dijadikan bahan kajian, pada tahap
kegiatan.
- Tahap Kegiatan
Tahap
kegiatan merupakan tahap inti dari kegiatan bimbingan dan konseling kelompok.
Pada tahap ini peran pimpinan kelompok lebih kepada mendorong, menghidupakan,
dan mengarahkan dinamika kelompok. Pimpinan kelompok menjadi reflector dan
sirkulator dari proses diskusi kelompok. Untuk “kelompok bebas,” proses kegiatan
dimulai dengan memberikan kesempatan kepada masing-masing anggota kelompok
mengemukakan permasalahan atau topik yang akan dibahas. Selanjutnya dihimpun,
dipilih, dan disepakati dengan mempertimbangkan factor kemendesakan serta
dampak yang ditimbulkan dari permasalahan tersebut. Untuk memberikan gambaran
pada bagian berikut disajikan contoh, ketika guru pembimbing memberikan kesempatan
pada siswa untuk mengemukakan permasalahan atau topik bimbingan
“Baik, sekarang saya meminta kalian, mengemukakan
kira-kira topik atau permasalahan apa yang menurut Anda penting untuk dibahas
dalam kegiatan kita kali ini. Masalah yang dikemukakan hendaknya bersifat umum
bukan masalah pribadi, karena masalah pribadi akan dibahas dalam forum lain.”
“Baik siapa yang mau memulai …. ?”
Sementara itu, Untuk “Kelompok Tugas,” proses kegiatan
dimulai dengan mengemukakan topik yang akan dibahas dan telah dipersiapkan oleh
guru pembimbing sebelumnya. Topik ini dapat saja dianggkat dari berbagai kecenderungan
prilaku yang dilakukan remaja, seperti dari hasil pengamatan, media masa, atau
film. Pengantar yang dapat dilakukan guru pembimbing, diantaranya :
“Anak-anak topik yang akan dibahas pada pertemuan kali
ini berkenaan dengan upaya menciptakan lingkungan sekolah yang bebas narkoba.
Kira-kira upaya apa yang menurut kalian tepat untuk kita lakukan ?”
Setelah masalah disepakati, langkah selanjutnya adalah
melakukan pembahasan terhadap materi atau topic yang telah disepakati tadi.
Dalam pelaksanaannya, guru pembimbing berperan untuk menstimulasi seluruh anggota
agar masing-masing anggota berkontribusi, khususnya dalam memberikan pendapat
atau solusi terhadap permasalahan yang dibahas. Oleh karena itu, penggunaan
teknik brainstorming atau curah pendapat sangat efektif digunakan. Dengan
teknik ini, pada tahap awal, setiap peserta secara bergiliran diminta
mengemukakan pendapatnya, dan hanya satu pendapat atau satu solusi dari sejumlah
solusi yang mungkin dapat diberikan. Hal ini ini penting dilakukan untuk
memberikan kesempatan kepada semua anggota secara merata, sekaligus menghindari
prilaku dominatif dari satu atau dua orang anggota, yang sering terjadi dalam
sebuah diskusi Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah mengendalikan kecenderungan
prilaku dominative tersebut, misalnya :
”Oke, sementara cukup satu dulu ya, kita coba
dengarkan pendapat anggota yang lain, bagaimana ?”
Fenomena lain yang perlu diperhatikan dalam sebuah
proses kelompok, adalah terlalu cepatnya komentar diberikan terhadap sebuah
pendapat. Terlebih lagi jika komentar yang diberikan, bersifat menolak atau
negatif. Peran guru pembimbing sebagai reflektor dan sirkulator pembahasan,
harus dimainkan secara efektif. Penggunaan kata-kata :”bagus, good ide, menarik
sekali pendapatnya, gagasan yang brilian, luar biasa pendapatnya, bagaimana
pendapat yang lain”, atau ungkapan-ungkapan lainnya dapat digunakan sebagai media
refleksi terhadap pendapat anggota. Penggunaan ungkapan di atas, merupakan
penghargaan sekaligus memberikan kesempatan kepada kelompok untuk mengambil
insiatif dalam membahas suatu permasalahan. Dengan langkah seperti ini kelompok
akan semakin dinamis, dan hal seperti inilah sesungguhnya yang diharapkan dari
sebuah proses bimbingan kelompok. Berdasarkan pemikiran seperti ini maka
bimbingan kelompok bukanlah sebuah pertemuan yang diisi hanya dengan memberikan
informasi pada sejumlah siswa dalam sebuah kelompok. Bimbingan kelompok adalah sebuah
proses membangun pemahaman dan kesadaran yang dilakukan secara dinamis dalam
sebuah kelompok.
- Tahap pengakhiran
Tahap ini
merupakan tahap akhir dari suatu sesi kegiatan bimbingan dan konseling
kelompok. Pada tahap ini perlu disajikan kembali kesimpulan dari hasil-hasil
pertemuan sekaligus mengingatkan anggota tentang agenda pertemuan selanjutnya.
Dalam prosesnya, upaya menarik kesimpulan sebaiknya dilakukan oleh anggota kelompok,
peran guru pembimbing lebih diarahkan pada pemberian penekanan kepada anggota
untuk memelihara komitmen anggota. Sebelum kegiatan ini berakhir, pemimpin
kelompok, dalam hal ini guru pembimbing, meminta kesan-kesan dari para peserta
dan kesan-kesan tersebut dapat dikaitkan dengan agenda pertemuan
berikutnya,misalnya :
”Bagaimana kesan atau komentar Anda tentang kegiatan
kita kali ini ?”
Jika peserta terdiam, guru pembimbing dapat
menindaklanjutinya dengan pancingan pertanyaan berikut ini :
”Apakah kegiatan kita bermanfaat ?
Ada komentar ?”
Jika kesan atau respon yang disampaikan peserta tidak
terlalu menggembirakan, guru pembimbing dapat
meminta pendapat siswa berkenaan dengan hal-hal apa saja yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan efektifitas dan produktifitas kegiatan bimbingan kelompok.
Sebaliknya jika respon peserta positif, maka pertanyaan berikut dapat diajukan,
yaitu :
”Menurut kalian, apakah kegiatan kita ini perlu kita
tindaklanjuti ?”
”Jika perlu, kapan sebaiknya pertemuan ini kita
lanjutkan ?”
Mengakhiri seluruh rangkaian kegiatan ini, guru
pembimbing dapat memberikan ungkapan yang membangkitkan motivasi siswa, seperti
:
”Terima kasih, kalian telah berkontribusi secara
produktif dalam kegiatan ini, mudah-mudahan hasil pembicaraan yang kita lakukan
dapat kita tindaklanjuti dengan baik. Selamat belajar, dan tetap semangat”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar